By: Bibi Suprianto
Fantastic inilah kabar tentang dunia saat ini yang kita hadapi, terbangun di dunia fantasi setiap langkah adalah suatu kebijakan yang telah di ambil. Berawal dari Pendemic yang terus menghantui dunia membuat banyak orang menjadi cemas, stress, bahkan dilema dalam kehidupan.
Darurat dunia mungkin ini adalah kata yang
tepat bila kita ungkapkan di masa sekarang ini, tidak heran semua negara sekarang
masih dalam tahap melawan Pandemic dengan sebutan Covid-19. Ada yang
mengatakan kalau virus ini berawal dari Wuhan, China akibat infeksi suatu virus
lain dan ada juga ada yang mengatakan kalau virus ini sengaja di buat demi
kepentingan politik untuk mengurangi populasi dunia sehingga ekonomi menjadi
menurun bahkan hancur di setiap negara, tapi kita tidak bisa mengambil
kesimpulan ini semua, perlu kajian serta bukti yang kuat untuk dapat memastikan
dari mana, siapa, dan bagaimana proses virus ini terjadi.
Lagi-lagi sangat fantastic, untuk Indonesia
sendiri 14 hari dirumah bukanlah hal yang cukup untuk memberikan himbauan
kepada masyarakat dalam berdiam diri dirumah, bahkan ketika diberi aturan untuk social distancing dan berdiam diri dirumah banyak masyarakat yang belum bisa mematuhi peraturan
tersebut. Begitu pula dengan sebaliknya ketika 14 hari peraturan
diterapkan untuk memutuskan mata rantai covid-19 bukan menjadi solusi penurunan
penularan malah peningkatan dengan sangat dramatis pada setiap wilayah yang
terpapar virus covid-19.
Fantastic sekali ketika di bulan Maret dua
orang yang diketahui terinfeksi virus Covid-19 meningkat dalam sebulan menjadi
2.956 jiwa orang dan meninggal 240 orang serta sembuh 222 orang, dan pemerintah
mengumumkan ini adalah bencana dunia yang harus disigapi dengan serius. Apalagi
pasca 14 hari dirumah orang-orang mulai ramai di jalanan, pasar pagi tidak ada
antrian, tokoh-tokoh tidak pernah sepi dan mobilitas selalu take a shortcut di
jalanan. Banyak antisipasi yang telah pemerintah keluarkan sampai-sampai
mengeluarkan RUU KUHP yang mengatakan pada pasal 218 barang siapa pada waktu
rakyat datang berkerumuh dengan sengaja tidak segera pergi setelah diperintah
tiga kali oleh atau atas penguasa yang berwenang, diancam karena ikut serta
perkelompokan dengan pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu atau
pidana denda paling banyak Sembilan ribu rupiah’dan ketika diterapkan lagi-lagi
fantastic yang keluar, masyarakat sulit untuk dikendalikan, masih ada yang
berkumpul, masih ada yang berkeliaran tidak mematuhi peraturan.
Fantastic dari sekian kalinya sampai
mendekat akhir bulan April kasus terpapar covid-19 semakin meningkat menjadi
6.575 orang yang terpapar covid-19 pada tanggal 19 April 2020. Ini adalah
masalah besar apalagi Indonesia adalah negara tertinggi penularan se-Asia dengan tingkat kematian yang begitu tinggi. Pemerintah perlu memperkuat kembali
pertahanan masyarakat untuk melawan penularan covid-19 segala upaya telah kita
lakukan sampai-sampai sebagian provinsi telah menerapkan Perbatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB). Kasus ini bukanlah suatu hal yang harus di anggap sepele apalagi ekonomi semakin hari semakin menurun, perlu ketegasan dari pemerintah dan kesadaran masyarakat untuk bekerja
sama melawan covid-19. Saat ini dunia sedang sibuk melawan covid-19 segala
upaya telah ilmuan lakukan untuk menemukan vaksin dalam menyembuhkan dan
menghentikan penularan covid-19 tapi sampai sekarang belum ada penemuan yang menemukan obat tersebut walaupun ditemukan tentu belum bisa digunakan dengan secepatnya, perlu
kajian serta percobaan yang akurat untuk dapat menerapkan vaksin yang telah ditemukan.
Fantastic sekali jika manusia berharap untuk sembuh tapi kesadaran belum pada
tingkatnya. Ketika pemerintah lebih tegas maka masyarakat akan lebih mematuhi peratuhan, untuk masyarakat mari kita jaga diri dan selalu mematuhi peraturan untuk kepentingan bersama agar kita bisa memenangkan perlawanan melawan covid-19.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar